1. NASEHAT IBU PANTI
J
|
reng-jreng-jreng.. “Aku anak
Indonesia, sehat dan kuat ! karena mama memberi batu baterai ABC, sehat, kuat,
dan tahan lama”. Sepenggal lirik yang dinyanyikan pengamen pagi ini
mengingatkanku akan masa laluku. Masa yang penuh dengan keras dan liku-likunya
kehidupan. Masa yang memaksaku untuk berjuang lebih keras untuk kehidupan lebih
baik. Sungguh masa-masa yang keras tapi indah. Pagi ini, dalam suasana kabut
menyelimuti kota Bandung, kota yang dulu dikenal dan diangung-agungkan sebagai
Paris van Java. Kota yang diselimuti oleh pemandangan gunung yang indah, wisata
kuliner yang murah, kota asri dan sejuk yang dipenuhi para ‘mojang priangan’
yang tak ditemukan didaerah lain di Indonesia. Pagi ini disaat mentari
menampakan dirinnya kembali menggantikan sang rembulan yang bergadang
semalaman. Aktivitas semua orangpun lambat laun dimulai, para karyawan pergi
hilir mudik ke kantor kerjanya, mahasiswa dari berbgai universitas ternama baik
yang negeri ataupun swasta yang berangkat ke kampus mereka, para supir angkot
yang berhenti mendadak semaunya, berteriak kencang berebut penumpang, pengemis
yang mulai menadahkan tangan-tangannya berharap belas kasihan dari orang-orang
disekitar.
Pagi ini. Mengapa selalu pagi ?
Menurutku pagi adalah suasana yang selalu kutunggu, saat dimana semua kehidupan
dimulai, saat dimana orang-orang berjuang untuk kehidupan mereka masing-masing
seperti yang kulakukan dulu. “Aaaa. Aku mirip Anjasmara, Bbb. Bodi kaya Beri
Prima…” alunan nyanyian pengamen itu terus memenuhi ruangan dalam bis yang
penuh dengan para mahasiswa dan karyawan yang hendak bekerja. Begitu juga
denganku, hari ini aku memilih menaiki bis umum karena aku malas naik mobil
pribadi yang kemungkinan besar akan terjebak macetnya kota besar ini, yang
hanya akan menyita waktuku saja.
Setelah kuarng lebih 327 detik
akhirnya pengamen tersebut telah selesai menyanyikan satu lagu yang sangat
panjang yang sama seperti aku nyanyikan dulu saat pengamen. Saat ketika pertama
aku melihat dia, melihat gadis itu, gadis berkerudung hitam panjang, dengan
senyuman di bibir tipisnya yang indah, serta mata bulatnya yang berwarna coklat
kopi susu. Ah. Kenapa aku masih ingat deskripsi tentang wajah itu, wajah gadis
yang membuatku pertama kali merasakan getaran hebat pada diriku saat dia
menatapku, tapi itu sudah delapan tahun yang lalu,. Delapan tahun tanpa kabar
dimana keberadaannya sekarang.
“Kiri bang !!” Aku menghentikan bis
yang aku tumpangi, tujuanku sudah didepan mata, aku sudah sampai di
perusahaanku. Sederhana, tidak terlalu besar, tapi inilah hasil usaha dan do’a
ku selama ini. Perusahaan yang Insya Allah akan membantuku untuk mewujudkan
impianku. Sebuah bengkel mobil sederhana dengan belasan mobil hasil modif-an
yang dibuat oleh tangan-tangan cekatan para pegawaiku.
Bengkel sedehana yang kubuat dari
nol. Bengkel yang kubuat dari tabungan hasil mengamen dan jualan makanan kecil
di sekitar kampus itu akhirnya cukup untuk menyewa sebuah tempat kecil sebagai
awal mula bengkel ini.
Kecil, dan sederhana. Hanya sebuah
bangunan berukuran lima kali enam meter, dengan dinding batu bata yang sudah
memudar dibagian tengahnya. Jendela dengan kaca yang pecah di sisi bagian kiri.
Genteng yang sudah tua dan sedikit bocor di bagian pojok jika sedang hujan
deras. Ruangan ini adalah bekas toko sembako pemilik sebelumnya yang kemudian
pindah ke bagian timur kota Bandung. Dan bangunan inipun disewakan. Namun,
belum pernah ada yang menyewa tempat ini semenjak ditinggalkan pemiliknya.
Padahal bangunan ini strategis sekali sebagai tempat usaha apapun. Letaknya
yang ada di pinggir jalan sebelum perempatan lampu merah yang berada sekitar 20
meter dari bangunan ini. Bangunan inipun bersebrangan dengan salah satu
departemen store terbesar di kota ini. Tempat yang sungguh strategis, murah dan
punya potensi yang bagus.
Setelah berusaha menghubungi
pemiliknya akhirnya aku bisa menyewa bangunan ini untuk satu tahun kedepan.
Untuk peralatan bengkelnya sendiri aku membelinya di pasar loak yang bisa
terpakai. Tempat sudah ada, alat-alat sudah tersedia meskipun sederhana. Untuk
Ilmunya ? Ilmu yang berhubungan dengan mesin ? Kebetulan meskipun aku hanyalah
seorang pemuda yang menghabiskan sebelas tahun dengan mengamen di bis angkutan
umum dan berjualan makanan kecil. Alhamdulillah Aku masih bisa merasakan bangku
sekolah dari Sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah kejuruan. Karena ibu
panti itu sangat baik, puluhan anak asuhnya yang ada dipanti tersebut
disekolahkan oleh dia dengan biaya seadannya dan dibantu dengan penghasilan
kami bekerja setiap pulang sekolah. Sewaktu di panti, aku dan semua anak panti
tidak pernah diajarkan untuk mengemis dan mengharapkan belas kasihan dan
bantuan orang lain. Aku masih ingat perkataan ibu panti tersebut saat kami
berkumpul makan malam, raut wajah keibuannya yang mendamaikan, berusia hampir
empat puluhan dengan alis tipis da nada tahi lalat di hidungnya, bibirnya tipis
menggemaskan yang masih terlihat sangat menarik bagi anak-anak panti. “ Ingat
nak, seberapa sulitnyapun keadaan kalian, kalian hanya boleh berharap kepada Allah.
Jangan meminta kepada selain Allah, karena percayalah Allah akan memberikan
rizki bagi semua hambanya. Terserah kalian mau bekerja apa. Mengamen, tukang
semir sepatu, penjaga kamar mandi umum, itu semua lebih mulia darpada kalian
mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Tapi jika ada orang yang memberikan
batuan kepada kalian, terimalah. Boleh menerima, tapi jangan meminta ! ”.
Kalimat itu bak peluru yang melesat dengan sangat cepat menembus hati kami.
Tepat. Membuat aku dan semua anak dipanti berjanji di hati kami masing-masing
untuk tidak mengemis selama hidup kami. Untuk itu setiap selesai sekolah aku
mencari penghasilan tambahan uang untuk biaya sekolahku agar tidak terlalu
membebani dan bergantung pada ibu panti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar